Keutamaan Seorang Hafiz Al-Quran

SESUNGGUHNYA menghafal Al-Qur’an itu adalah ibadah. Allah telah memberikan kekhususan kepada penghafal Qur’an dengan beberapa kekhususan di dunia dan di akhirat, diantaranya adalah:

1. Didahulukan daripada yang lainnya dalam shalat sebagai imam.

Dari Abu Mas’ud Al-Ansori berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Yang mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak hafalan Kitab Allah. kalau dalam bacaan (hafalan) itu sama, maka yang lebih mengetahui sunnah. Kalau dalam sunah sama, maka yang paling dahulu hijrahnya. Kalau dalam hijrahnya sama, maka yang paling dahulu masuk Islam. Dan jangan seseorang menjadi Imam atas saudaranya dalam kekuasaannya. Dan jangan duduk di tempat duduk khusus di rumahnya kecuali atas seizinnya.” (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Umar berkata, “Ketika generasi pertama dari kalangan orang-orang Muhajirin di temapat Quba’ sebelum kedatangan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka adalah Salim budak Abu Huzaifah dimana beliau paling banyak (hafalan) Qur’an.” (HR Bukhori)

2. Didahulukan dalam kepemimpinan kalau dia mampu mengembannya.

Dari Amir bin Wailah sesungguhnya Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan Umar di Usfan dan ketika itu Umar menugaskan Nafi untuk mengurus kota Makkah. Umar [un bertanya, “Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al Wadi?”

“Ibnu Abza.” Jawab Nafi.

(Umar) bertanya, “Siapa Ibnu Abza?

Ketika di jawab, “Dia adalah di antara berkas budak kamu.”

Umar terheran dan berkata, “kok bisa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?”

Nafi menjawab, “ ia itu paham Al-Quran dan memahami ilmu faroidh (Waris).”

Umar berkata, “ Sesungguhnya nabi kalian itu bersabda, Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR Muslim)

3. Kedudukan penghafal Qur’an adalah di akhir ayat yang dihafalkannya.

Dari Abdullah bin Amr dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Dikatakan kepada pemilik Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta bacalah secara tartil. Sebagaimana Anda membaca tartil di dunia. Karena kedudukan Anda di ayat terakhir yang anda baca.” (HR. Tirimizi)

Maksud bacaan disini adalah mengahafalkan.

4. Dia bersama para Malaikat sebagai teman di rumahnya.

Dari Aisyah Ra dari Nabi SAW bersabda:

“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya. Maka bersama para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkn dua pahala.” (HR Bukhori dan Muslim)

5. Dia akan diberi mahkota kemuliaan dan gelang kemuliaan.

Dari Abu Hurairah Ra dari Nabi SAW bersabda:

“Qur’an datang pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Tuhan, pakaikanlah. Maka dia memakai mahkota karomah (kemulyaan) kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, tambahkanlah dia. Maka dia memakai gelang karomah (kemulyaan). Kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, redoilah dia, maka (Allah) meredoinya. Dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah. Ditambah setiap ayat suatu kebaikan.” (HR Tirmizi)

6. Qur’an akan memberikan syafaat kepadanya di sisi Tuhannya.

Dari Abu Umamah Al-Bahili berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Bacalah Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat kepada pemiliknya. Bacalah Zahrawain (dua cahaya) surat Al-Baqarah dan Surat Ali Imran. Karena keduanya akan datang pada hari kiamat seperti mendung atau seperti awan atau seperti dua kelompok dari burung yang berbulu (membantu) menghalangi untuk pemiliknya. Bacalah surat Al-Baqarah, karena mengambilnya berkah dan meninggalkannya suatu kerugian. Dan (tukang sihir) tidak dapat (mengganggunya). Muawiyah mengatakan, sampai kepadaku bahwa arti ‘Batolah ‘ adalah tukang sihir.” (HR Muslim dan Bukhori)

Sementara kerabat dan keturunannya. Telah ada dalil terkait kedua orang tuanya, keduanya akan dipakaikan dua gelang dimana (nilainya) tidak dapat menyamai dunia seisinya. Hal itu tiada lain karena perhatian dan pengajaran kepada anaknya.

Meskipun keduanya tidak faham, maka Allah memulyakan keduanya karena anaknya. Sementara orang yang menghalangi anaknya dari (belajar) Qur’an dan melarang darinya, maka ini termasuk tidak mendapatkan (kebaikan).

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Al-Qur’an datang pada hari kiamat seperti lelaki pucat, menanyakan kepada pemiliknya, “Apakah kamu mengenaliku? Saya yang dahulu dimana saya begadang malam hari dan (menahan) dalam kehausan. Sesungguhnya setiap pedagang dibelakang ada perniagaannya.

“Dan saya sekarang untuk anda di belakang semua pedagang. Dan diberikan kerajaan (Malik) dikananya dan Khuldi (kekal) di kirinya serta ditaruh di atas kepalanya mahkota wiqor. Dipakaikan untuk kedua orang tuanya dua gelang yang tidak ada (bandingan) nilainya dunia dan seisinya. Keduanya mengatakan,”Wahai Tuhan, dari manakah ini? Dikatakan kepada keduanya, “Karena hasil pengajaran Al-Qur’an kepada anak anda berdua.” (HR. Tobroni)

Dari Buraidah Ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang membaca Qur’an, belajar dan mengamalkannya. Maka dipakaikan pada hari kiamat kepada kedua orang tuanya mahkota dari cahaya, cahayanya seperti pancaran cahaya matahari. Dipakaikan dua gelang untuk orang tuanya dimana tidak dapat dibandingkan dengan dunia seisinya. Kedua berkata, “Kenapa kita dipakaikan ini? Dikatakan, “Karena  kedua anak anda mengambil Qur’an.” (HR Hakim)

Wallahu a’lam. []